You need to enable javaScript to run this app.

Pendidikan Vokasi di Era Revolusi Industri 4.0

Pendidikan Vokasi di Era Revolusi Industri 4.0

Pendidikan vokasi merupakan model pendidikan yang mengusung keunggulan berupa 70% praktek dan 30% teori dengan harapan dapat menjadi salah satu jawaban dalam permasalahan penyiapan lulusan perguruan tinggi dengan keahlian terapan yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja. Slogan link and match yang digelorakan sejak era Mendikbud Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro kembali muncul ke permukaan beberapa tahun terakhir ini seiring dengan berkembangnya pendidikan vokasi. Sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah sangat gencar menggalakkan pendidikan vokasi sebagai salah satu jalur yang dapat ditempuh untuk meningkatkan daya saing bangsa. Berbagai upaya dilakukan untuk menggenjot pertumbuhan pendidikan vokasi baik di level pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi seperti semboyan “SMK Bisa!” dan pendirian beragam Politeknik baru di berbagai wilayah negeri ini. Hal tersebut terus dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya, bahkan menjadi sangat terasa pada level pendidikan tinggi sejak pendidikan tinggi dilepas dari Kemendikbud dan digabungkan ke Kemenristekdikti. Penguatan pendidikan vokasi hingga memiliki label “lulus kuliah langsung kerja” tersebut, tak pelak menimbulkan spirit baru di tengah masyarakat kita yang kemudian beralih minat untuk menyekolahkan putra-putrinya ke pendidikan vokasi ketimbang di pendidikan akademik. Bahkan di periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo ini dimana pendidikan tinggi dikembalikan ke Kemendikbud, diperkirakan masih akan terus terjadi pengembangan di pendidikan vokasi, terlebih dengan terpilihnya Mendikbud Bapak Nadiem Makarim yang sangat terbuka dengan teknologi informasi.

Ada 5 tipe pendidikan vokasi di Indonesia, yaitu : (1) Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan, (2) Akademi Komunitas; (3) Politeknik, (4) Universitas, dan (5) Balai Latihan Kerja (ADB, 2015). Pendidikan vokasi ini ada yang berada di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan sebagian berada di bawah departemen teknis dari kementerian seperti halnya pada perguruan tinggi kedinasan yang dikelola oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, dsb.

Pada tahun 2019, Pemerintah mencanangkan program Revitalisasi Pendidikan Vokasi. Ini adalah program penguatan pendidikan vokasi dengan strategi peningkatan mutu dan akses pendididikan. Berdasarkan Rencana Strategis Kemendikbud, upaya penguatan yang akan dilakukan antara lain penyelarasan kurikulum SMK dengan dunia usaha dan dunia industri, program magang, dan pembangunan teaching factory. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam upaya mengembangkan pendidikan vokasi yang kompetitif di masa mendatang.

 

SMK AT TAQWA MUHAMMADIYAH MIRI

https://psb.pesantrenattaqwasragen.or.id/

 

Publis : TIM IT At Taqwa

 

Bagikan artikel ini:

1 Komentar

"SMK BISA!!! At Taqwa Beda!!!"
23 Dec 2020 07:28 Naila Muazzaro Husna

Beri Komentar

Drs. H. Suyatman

- Mudir Pesantren -

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:"Berdirilah…

Berlangganan
Jajak Pendapat

Berikan saran untuk berkembangnya Pondok Pesantren At Taqwa Muhammadiyah Miri

Hasil
Sistem Informasi Pesantren