You need to enable javaScript to run this app.

MEMBEKALI LIFE SKILLS SANTRI

MEMBEKALI LIFE SKILLS SANTRI

Era globalisasi ini merupakan era yang harus dilalui oleh siapapun yang hidup di abad ini. Di dalamnya dipenuhi syarat dengan kompetisi yang pemenangnya sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Maka pada abad ini dunia pendidikan mempunyai tantangan dalam menjalankan tugasnya sebagai wadah untuk memanusiakan manusia. Karena pendidikan merupakan hal yang sangat urgen untuk mengantarkan manusia dalam menjalankan segala tugas-tugasnya dengan selamat. Lembaga pendidikan Islam mempunyai andil yang sangat besar untuk mengiringi prosesnya dalam menjalankan hidup. Karena dalam orientasinya, pendidikan Islam harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang tidak sekedar sebagai penerima arus informasi global, juga harus memberikan bekal kepada mereka agar mengolah, menyesuaikan dan mengembangkan segala hal yang diterima melalui arus informasi itu, yakni manusia yang kreatif, dan produktif. Pada hakikatnya pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki akar budaya yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat indonesia khususnya masyarakat Islam. Karena secara historitas pesantren tidak hanya identik dengan makna ke-Islaman. Terutama dalam kedudukannya sebagai lembaga pendidikan agama sekaligus berfungsi sebagai sosialisasi nilai-nilai ajaran agama Islam, yakni sebagai lembaga sosial. Seiring dengan perkembangan waktu dinamika didalam pesantren disebut sebagai sebuah budaya (subkultural) yang memiliki karakteristik sendiri, tetapi juga membuka diri terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Pendidikan dipandang sebagai aspek yang berperan dalam membentuk generasi mendatang. Melalui pendidikan di pesantren diharapkan dapat menghasilkan santri yang berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masadepan. Oleh karena itu diperlukan pembenahan dan perbaikan kualitas pendidikan dipesantren untuk mencapai peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam konteks pendidikan pondok pesantren, bahwa istilah kurikulum tidak terkenal di dunia pondok pesantren (pra kemerdekaan), walaupun sebenarnya materi pendidikan sudah ada dalam pondok pesantren, terutama pada praktek pengajaran bimbingan rohani dan latihan kecakapan dalam kehidupan di pondok pesantren. Oleh karena itu, kebanyakan pondok pesantren tidak merumuskan dasar dan tujuan secara eksplisit atau mengimplementasikannya dalam bentuk kurikulum. Disamping itu, tujuan pendidikan pondok pesantren sering hanya ditentukan olehkebijakan pengasuh, sesuai dengan perkembangan pondok pesantren tersebut. Namun dalam perkembangannya, pondok pesantren dengan jenis dan corak pendidikan yang dilaksanakan dan dalam proses pencapaian tujuan instruksional selalu menggunakan kurikulum, sehingga istilah kurikulum bukanlah istilah yang asing. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan santri dan masyarakat, perludilakukan pembaharuan kurikulum pada tiga aspek penting yaitu; perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Perencanaan kurikulum pondok pesantren harus didahului dengan kegiatan kajian kebutuhan secara akurat agar pendidikan pondok pesantren menjadi lembaga yang tetap eksis dan mampu berbicara banyak dalam pesatnya era modern. Kajian kebutuhan tersebut perlu dikaitkan dengan tuntutan masa kini, utamanya kurikulum pendidikan yang berbasis kecakapan hidup (life skills) yang telah menjadi persoalan mendasar para santri yang membuat masalah ini semakin memprihatinkan adalah bahwa lulusan pendidikan pada semua tingkatan dan mereka yang drop out sebagian besar tidak mampu diserap oleh lapangan kerja yang ada, sehingga angka pengangguran terdidik cenderung meningkat. Salah satu penyebabnya adalah, karena para lulusan atau mereka yang drop out tadi tidak memiliki keterampilan (skill) memadai yang dibutuhkan oleh lapangan kerja yang tersedia. Mereka juga enggan memanfaatkan lapangan kerja yang masih terbuka lebar di daerah mereka. Mereka lebih memilih mengadu nasib dengan mencari pekerjaan di kota besar yang melalui polaurbanisasi. Kurikulum berbasis kecakapan hidup (life skills) adalah kurikulum yang dapat memberikan bekal kecakapan hidup para santri agar dapat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan. Dalam kehidupan kelak, para santri tidak hanya memerlukan bekal teori-teori semata, tetapi juga bekal kemampuan praktik. Artinya pemenuhan kebutuhan para santri terhadap kecakapan hidup di berbagai bidang adalah hal yang harus terpenuhi. Banyak problem-problem para santri yang berkaitan dengan persoalan kecakapan hidup yang dimiliki tertinggal dengan alumni-alumni lembaga pendidikan non pesantren, maka penting kiranya pondok pesantren untuk mengembangkan kurikulum pondok pesantren yang berbasis kecakapan hidup (life skills). Hanya saja, selama ini berkembang anggapan bahwa pondok pesantren cenderung tidak dinamis dan tertutup terhadap segala perubahan atau modernisasi. Anggapan ini pula yang menyebabkan lembaga pendidikan pondok pesantren (terutama yang tidak memiliki Madrasah) diidentikkan dengan tradisionalisme, dan tidak sejalan dengan proses modernisasi. Akibatnya, perhatian pada pengembangan pondok pesantren lebih dilihat dalam perspektif kesediaannya menjadi lembaga pendidikanagama. Untuk maksud tersebut, pendidikan perlu dikembalikan kepada prinsip dasarnya, yaitu sebagai upaya untuk memanusiakan manusia (humanisasi).  Pendidikan juga harus dapat mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan, mampu dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi. Pendidikan juga diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk memelihara diri sendiri, sambil meningkatkan hubungan dengan Allah, masyarakat dan lingkungannya. Di samping itu perlu dikembangkan kesadaran bersama bahwa: (1) komitmen peningkatan mutu pendidikan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia, baik sebagai pribadi-pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan bangsa, merupakan langkah strategis pembangunan nasional, sebagaimana diamanatkan oleh pembukaan Undang-undang Dasar 1945, dan (2) pemerataan daya tampung pendidikan harus disertai pemerataan mutu pendidikan, sehingga mampu menjangkau seluruh masyarakat. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa sangat diperlukan pola pendidikan yang dengan sengaja dirancang untuk membekali peserta didik dengan kecakapanhidup, yang secara integratif memadukan kecakapan generik dan spesifik guna memecahkan dan mengatasi problema kehidupan. Pendidikan haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik, sehingga tidak sekedar merupakan penumpukan pengetahuan yang tidakbermakna. Pendidikan harus diarahkan untuk kehidupan anak didik dan tidak berhenti pada penguasaan materi pelajaran. Dari kepedulian tentang pentingnya pemberdayaan bagi santri, maka Pondok Pesantren At Taqwa Muhammadiyah Miriyang berada di Desa Pondok RT. 03 Sunggingan Kec. Miri Kab. Sragen, Jawa Tengah sebagai salah satu lembaga pendidikan dituntut konstribusinya dalam memajukan dunia pendidikan. Namun, untuk menjadi suatu pesantren yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan bukanlah hal yang mudah. dengan nama pondok pesantren dituntut untuk lebih mandiri dalam mengelola pendidikannya. Tujuan pendidikan yang selama ini berfokus pada pendidikan keagamaan saja harus segera dibenahi dan diperhatikan.Sehubungan hal tersebut, Pondok Pesantren At Taqwa Muhammadiyah Miri telah melakukan perubahan dalam berbagai sektor bukan hanya pendidikan keagamaan saja tetapi juga pendidikan life skill yang berkaitan dengan kecakapan hidup atau keterampilan santri seperti keterampilan otomotif, keterampilan komputer jaringan, kewirausahaan, dan lainnya. Dengan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berdiri sejak tahun 2005 dengan program keahlian (1) Teknik Kendaraan Ringan (TKR dan (2) Teknik KOmputer dan Jaringan (TKJ). Melihat sisi lain yang ditonjolkan oleh Pondok Pesantren At Taqwa Muhammadiyah di atas yakni berupa pengembangan SDM atau life skill bagi para santri dapat juga dikatakan sebagai sebuah upaya positif dalam mengembangkan kurikulum berbasis life Skill pesantren tersebut.

 

Publis : TIM IT At Taqwa

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Drs. H. Suyatman

- Mudir Pesantren -

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:"Berdirilah…

Berlangganan
Jajak Pendapat

Berikan saran untuk berkembangnya Pondok Pesantren At Taqwa Muhammadiyah Miri

Hasil
Sistem Informasi Pesantren